<body>
Freedom #6
Jumat, 10 Desember 2010

Zeus Pierre Elsveta, 19 (Yuki)

"Zeus, Benaya masuk rumah sakit..."

Satu kalimat dari Nabelle sudah cukup membuat pemuda sembilan belas tahun itu terkejut. Tanpa bertanya-tanya lebih banyak selain dimana rumah sakit yang dimaksud, ia dan Nabelle segera beraparasi ke sana. Kemudian, kisah yang dituturkan oleh Yusuke Sawada yang kini resmi menjadi orangtua Benaya membuat Zeus bergeming. Pemuda itu hanya bersandar di tembok kamar rumah sakit memerhatikan Yusuke Sawada dan istri serta Nabelle mengelilingi Benaya, merawat bocah tiga belas tahun yang terlihat begitu mengenaskan dengan perban melilit di kepala dan lebam-lebam di wajah dan tubuhnya yang kurus. Pemuda itu terdiam. Kedua tangannya mengepal menahan keinginan untuk meninju tembok di belakangnya.

Zeus tak pernah tahu sebelumnya bahwa Paman Marquis adalah seorang pria yang sinting. Baru beberapa waktu lalu Grandpa Elsveta bercerita tentang keponakannya yang satu itu pada Zeus. Ambisi untuk membangun sebuah sirkus besar membuat Paman Marquis membuang jati dirinya sebagai bangsawan penyihir lalu hidup di dunia muggle, dalam karavan yang terus berpindah. Grandpa Elsveta bahkan tak pernah tahu kebiasaan memukul yang dimiliki Paman Marquis. Wajar. Pertalian darah antara keluarga yang tidak begitu dekat yang membuat jarak tersebut. Namun sumpah, pemuda itu tak pernah mengira. Karena Benaya selalu terlihat seperti anak yang ceria, yang tak pernah tahu rasanya susah.


"Sialan..." desisnya berbisik pelan ketika melihat Nabelle menangis di sisi ranjang Benaya karena bocah itu tak mengenal dirinya. Pemuda itu pun menghampiri Yusuke Sawada dan menanyakan penjara tempat Paman Marquis ditahan lalu tanpa pamit ia beraparasi ke sana. Untuk apa?


Apa lagi jika bukan memberi pelajaran yang setimpal pada pria itu?


Dan 1 jam kemudian ia kembali dengan seringai kepuasan di wajahnya dan luka di buku-buku jarinya.


***
Summer 1991
Saturday, 2nd Week of July, 01:30 PM
St. Pancras Hospital, London



"Bagaimana keadaannya?" Zeus meletakkan tangannya di pundak Nabelle sambil menatap wajah Benaya yang tertidur.

"Masih sama," jawab gadis itu mengusap air matanya, "Setidaknya ia sudah bisa menerima keadaannya. Sudah tidak mengamuk lagi seperti kemarin-kemarin. Nampaknya ucapan Paman Yusu membuatnya mengerti. Ia memang anak pintar seperti yang kita duga, kan?"

Zeus tersenyum sembari menepuk kepala Nabelle lembut, "Kalau memang begitu, kau tak boleh menangis lagi, Belle. Kau harus lebih kuat dari Ben." Nabelle mengangguk lalu memberi Zeus pelukan begitu ia bangkit berdiri. "Tolong gantikan aku menjaganya. Aku harus kembali ke Marion's Manor menjaga Odille. Kondisinya masih belum baik."


Dan gadis itu pun pergi.


Ia duduk di tempat Nabelle sebelumnya duduk. Digenggamnya tangan Benaya lalu membelai rambut bocah itu. Menghela napas. Zeus menganggap kehilangan ingatan yang dialami Benaya mungkin justru adalah hal yang terbaik. Kasihan kalau Benaya sampai mengingat tentang ibunya yang meninggal atau tentang perlakuan Paman Marquis padanya. Benaya layak menerima yang lebih baik mulai sekarang.


"Hey, jagoan," Zeus tersenyum ketika Benaya membuka matanya, "Bagaimana kabarmu hari ini? Siap menghajar monster jahat?"

Label:



Profile
your zone for roleplaying


Janani ;DD
Blog ini dibuat untuk para RPers yang tidak sempat menyelesaikan plot RPnya di RPF mana pun. Blog ini dibuat untuk para RPers yang ingin nge-RP dengan setting dunia sebebas-bebasnya. Caranya? IM saya ke usaneko_uq (YM) dan beritahukan gmail Anda untuk saya invite menjadi penulis di blog ini. Atau kirimkan post RP Anda lewat email ke usaneko_uq@yahoo.com


Tagboard
scream out loud

Contents
roleplay title on going

Freedom ||. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend.

Archives
gone with the wind

Desember 2010

Credits
take a bow

Designer
Inspiration