<body>
Freedom #5
Jumat, 10 Desember 2010

Yusuke Sawada, 30 (Ndhez)

Sekian kalinya mencoba dan Ben tetap menolak. Pemberontakannya kesekian dalam beberapa hari belakangan dengan emosi memuncak, amarah bergejolak, disertai jeritan kesakitan setiap kali putranya itu bergerak.

Ini seperti melihat refleksi dirinya belasan tahun silam. Seperti itukah ia?

Yusuke tahu ini akan sangat sulit sesuai bayangannya. Bukan berarti ia kehabisan akal, hanya saja keadaan Ben yang sangat tidak stabil dan terus memberontak mempersulit semuanya—belum lagi ketika berusaha meyakinkannya bahwa Yusuke dan Rei adalah kedua orangtuanya. Siapa yang akan mudah percaya begitu membandingkannya di cermin? Yusuke tahu walaupun Ben dalam keadaan kurang baik ia tidak sebodoh itu. Seorang anak berparas Eropa dengan orang tua Asia jelas tidak ada ikatan darah—pasti bercanda.

Memberi isyarat pada Rei untuk menyingkir Yusuke mendekat pada putranya, "Kau memang tidak mengenali kami, Ben, namun kami SANGAT mengenalmu," ujar Yusuke pada akhirnya, "kau tidak ingat semuanya akibat—kecelakaan," dan sesuai kesepakatan maka tidak ada pembicaraan mengenai kejadian sebenarnya, "kami orangtua angkatmu. Orangtua kandungmu—meninggal sejak kau balita," Yusuke menelan ludahnya, "dan sejak saat itu kami mengadpsimu. Karena itulah kita tidak mirip sama sekali," senyumnya tipis. Sebisa mungkin Yusuke berusaha menenangkan Ben.

Dan apa yang disampaikannya barusan jelas hanya rekaan belaka. Kesepakatan. Tidak ada cerita mengenai Mandy atau Marquis sedikitpun hingga saatnya tiba. Anak itu juga tidak boleh tahu alasan mengapa ia bisa amnesia dan berada disini; yang bukan karena kecelakaan melainkan dipukul oleh ayahnya sendiri, secara tidak langsung akan membawa trauma baginya. Dr. Lee sudah mengingatkan Keluarga Sawada dan Eslveta (sepupu Ben) agar sebisa mungkin tidak berbohong padanya.

Menarik napas dalam, Yusuke tahu itu tidak mungkin. Masa lalu Ben terlalu kelam. Menceritakannya sekarang jelas akan membuatnya trauma. Yusuke dan istrinya tidak menginginkan itu, tentu, mereka malah berpikir dengan keadaan Ben yang sekarang akan jauh lebih baik—karena ia melupakan hal-hal menyakitkan itu.

Dua sisi di setiap keadaan dan ini adalah salah satunya.

"Kami sudah menceritakan semuanya. Sekolahmu, kenyataan bahwa kau—sebenarnya Penyihir," yang terakhir diucapkan Yusuke begitu pelan, "keluargamu, keadaanmu sebelum ini, teman-temanmu...," menghentikan kalimatnya, Yusuke menatap Ben lagi. Lama-lama ia merasa ini percuma.

"...kau hanya butuh waktu, Benaya."

Sampai kapan?

"Seberapa kerasnya kau menolak, apa yang terjadi padamu sekarang adalah kenyataan."

Label:



Profile
your zone for roleplaying


Janani ;DD
Blog ini dibuat untuk para RPers yang tidak sempat menyelesaikan plot RPnya di RPF mana pun. Blog ini dibuat untuk para RPers yang ingin nge-RP dengan setting dunia sebebas-bebasnya. Caranya? IM saya ke usaneko_uq (YM) dan beritahukan gmail Anda untuk saya invite menjadi penulis di blog ini. Atau kirimkan post RP Anda lewat email ke usaneko_uq@yahoo.com


Tagboard
scream out loud

Contents
roleplay title on going

Freedom ||. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend. Friend.

Archives
gone with the wind

Desember 2010

Credits
take a bow

Designer
Inspiration